Setelah Sriwijaya mengalami kemunduran dan pusat pemerintahan dipindahkan ke Jambi (abad ke-13 Masehi), beberapa abad kemudian (abad ke-15 Masehi) di Palembang terjadi masa kekosongan pemerintahan. Berbagai penguasa dari tempat lain menduduki Palembang, misalnya Majapahit pada abad ke-14-15 Masehi. Bahkan pada abad ke-15 Palembang diduduki oleh bajak laut dari Nan-hai (Chen Zuyi) sampai akhirnya datang budaya Islam.
Dalam Kakawin Nagarakertagama disebutkan daerah-daerah yang menjadi wilayah Majapahit. Salah satu di antaranya adalah Palembang. Meskipun Palembang tidak diurus Majapahit, namun pengaruh Majapahit tercermin dalam tinggalan budayanya seperti yang ditemukan di daerah sekitar 2 Ilir. Tinggalan budaya itu antara lain berupa bangunan candi yang pada masa Islam dimanfaatkan sebagai makam pendiri Kesultanan Palembang, yaitu ki Gede ing Suro, dan arca-arca Wisnu, Siwa, dan Brahma.
Ma Huan dalam Ying-yai Sheng-lan menyebutkan kedatangan Cheng Ho ke Palembang (tahun 1405) adalah membawa titah khusus Kaisar Yung Lo untuk menangkap Chen Zuyi. Bajak laut ini berhasil ditangkap dan dibawa ke Tiongkok untuk dihukum mati di hadapan kaisar.
(BBU)
Pada masa Kediri, di mana lokasi pusat kerajaannya ada di daerah cincin-api, atau lebih khususnya di sekitar gunungapi aktif, yaitu Kelud terjadi bencana alam yang hebat. Banyak bangunan candi yang…