Situs Wadu Pa’a (bahasa Bima) yang artinya batu pahat terletak di tepian Teluk Wadu Pa’a, sebuah teluk kecil di sebelah baratdaya Teluk Bima. Secara administrasi berada di Desa Kananta, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Lokasinya yang tenang sangat ideal bagi para saudagar jaman dahulu untuk berlabuh dan beristirahat
Situs Wadu Paa atau dikenal dengan Candi Tebing merupakan situs berupa pahatan relief di tebing batu karang, mirip dengan situs Candi Gunung Kawi, Tampaksiring, Bali. Dilihat dari adanya temuan relief Ganesha, Siwa Mahaguru, Dhyanibuddha, dan relief stupa dengan berbagai tingkat payung (chattra), Wadu Pa’a merupakan tempat pemujaan ajaran Buddha yang bercampur dengan ajaran Hindu yang memuja Siwa.
Situs Wadu Pa’a terbagi menjadi dua sektor yang berjarak sekitar 500 meter. Sektor I terletak di sebelah utara dan minimal terdapat 21 pahatan dalam berbagai bentuk. Berurutan dari utara ke selatan, yaitu relief berbentuk Arca Agastya; Prasasti; Relief dalam ceruk yang berbentuk Lingga, lapik, dan Arca Buddha; Relief Stupa dengan Chattra bersusun; Ganesha; stupa dengan chattra yasti tunggal; relief lingga-yoni; relief lingga; makhluk gana; relief dua stupa dengan chattra bersusun 15; stupa dengan chattra bersusun 11; stupa dengan chattra tunggal; stupa bercabang tiga; tiga dasar stupa; relief yang dibuat dalam sebuah ceruk, yaitu Dhyanibuddha yang diapit sepasang stupa; relief dua stupa; relief dua lingga; relief dua stupa; relief lingga-yoni; dan lingga-yoni.
Prasasti singkat dipahatkan di bagian bawah relief arca Agastya, terdiri dari tiga kelompok pahatan yang ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa Kuno. Keadaan tulisan sudah sangat aus sehingga kelompok pertama tidak dapat terbaca, kelompok kedua terbaca sebagian “… Sake 631 (?), wesaka..”, mengindikasikan pertanggalan 631 Saka, dan kelompok pahatan ketiga terdiri dari dua baris kalimat yang berbunyi “… sapta dhya …” (pada baris pertama), dan “..lla..”.
ReSektor II terletak di sebelah selatan di ujung Teluk Wadu Pa’a dengan pahatan relief yang menggambarkan tiga buah lapik dan relief yang menggambarkan 16 buah stupa yang mengapit sebuah ceruk arca. Tepian ceruk ini memiliki pahatan berbentuk pilaster sedangkan pahatan stupa ada di sebelah utara ceruk.
Ada pendapat menyatakan bahwa Situs Wadu Paa sengaja dibuat oleh para pendatang dari India.
Penulis: Sukawati Susetyo dan Bambang Budi Utomo
Penelitian Arkeologi Maritim Tahun 2017: Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terbentang dari Sabang di barat hingga Marauke di timur, dari Miangas di utara hingga Rote di selatan. Penyebutan…