Jauh sebelum timbulnya peradaban yang ditandai dengan adanya institusi yang berbentuk Kadatuan di Palembang, di daerah pedalaman hulu sungai-sungai yang bermuara di Palembang telah ada kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok-kelompok masyarakat ini tinggal di dataran tinggi, di lereng dan kaki pegunungan, di tepi-tepi sungai, dan di ceruk atau gua-gua. Tinggalan budaya dari kelompok masyarakat ini berupa alat-alat batu, tembikar, bilik-bilik batu, dan menhir. Seluruhnya dapat ditemukan di daerah lereng dan kaki Pegunungan Bukit Barisan di hulu sungai Musi dan anak-anaknya. Di antara sisa hunian manusia tertua di daerah hulu Musi ditemukan di wilayah Kabupaten Lahat, yaitu di Situs Bungamas, Lubuk Layang, dan Sungai Saling.
Di Situs Bungamas, sekitar 20 km. menuju arah baratlaut Lahat, di tepian Sungai Kikim ditemukan alat-alat batu paleolitik dan alat-alat batu dari fosil kayu. Lebih ke hulu ditemukan bengkel pembuatan alat-alat neolitik dan hunian yang lebih tua lagi dari masa paleolitik.
Beberapa tinggalan budaya yang ditemukan di Situs Bungamas, Lubuk Layang, dan Sungai Saling menunjukkan bahwa jauh sebelum adanya peradaban, di daerah hulu sungai Musi terdapat hunian manusia yang berasal masa yang tua, sekitar 8.000 tahun yang lalu. Manusia pada masa itu “tinggal” di daerah-daerah tepian sungai kecil dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka hidup dalam komunitas kecil dan belum menetap di suatu tempat.
Di daerah hulu Musi, di lereng dan kaki Pegunungan Bukit Barisan tidak hanya ditemukan sisa hunian paleolit dan neolit saja, di dataran tinggi Pasemah diperoleh petunjuk tinggalan budaya masa lampau yang sudah jauh berkembang pada tingkat yang lebih kompleks. Di daerah Pagaralam ditemukan tinggalan budaya masa lampau yang berupa arca-arca batu yang berbentuk manusia dan binatang. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, sebagian besar arca megalit di Pasemah adalah hasil perbuatan si Pahit Lidah kepada orang atau binatang yang disumpahnya menjadi batu. Seluruh arca-arca tersebut dapat ditemukan di situs-situs yang ada di daerah Lahat, Karangindah, Tinggihari, Tanjungsiri, Pagaralam, Padang, Tebatsibentur, Tanjungmenang, Batugajah, sampai ke Airputih dan Tegurwangi.
Masih di dataran tinggi Pasemah, di daerah Pagaralam ditemukan bilik-bilik batu yang pada salah satu dindingnya terdapat lukisan. Salah satu bentuk lukisannya menggambarkan seseorang sedang menggamit kerbau dengan warna merah bata, hitam, dan kuning oker. Lukisan ini mirip dengan gaya arca-arca batu yang ditemukan di permukaan tanah. Lukisan-lukisan pada dinding batu tersebut, nampaknya menggambarkan aneka bentuk yang dinamis dengan memilih obyek lukisan manusia, binatang dan burung yang memakai kombinasi warna merah, kuning, putih, dan hitam yang disamarkan sedemikian rupa sehingga menjadi menarik.
Sebuah kompleks megalit ditemukan di Situs Tinggihari berupa batu-batu menhir. Batu-batu menhir ini diberi bentuk yang menggambarkan manusia dan binatang, didirikan sepanjang jalan yang mendaki ke puncak bukit yang tingginya antara +700—1.000 meter d.p.l. Tanah pegunungan ini mempunyai kontur yang bervariasi di mana di bagian tengahnya dipotong oleh Sungai Lematang yang pada akhirnya bermuara di Sungai Musi. Situs ini terletak mulai dari tepi jalan yang menghubungkan Pulau Pinang dan Tinggihari, sekitar 4 km. dari tepi jalan raya yang menghubungkan Lahat dan Pagaralam. Pada saat ini telah dibuat jalan setapak yang menuju puncak bukit sehingga kita dapat mengunjungi masing-masing arca megalit. Dari tempat ini ditemukan arca-arca megalit yang seluruhnya berjumlah 9 buah.
Seluruh tinggalan budaya dari masa prasejarah tersebut memberikan informasi kepada kita bahwa pada masa lampau, di daerah hulu Musi sudah terdapat hunian manusia. Hunian awal ini mengambil lokasi di daerah tepian-tepian sungai pada bidang tanah yang tinggi. Hunian yang sedikit lebih maju ditemukan di daerah kaki Gunung Dempo di sekitar kota Pagaralam sekarang. Dari tempat ini banyak ditemukan arca-arca megalit dan bilik-bilik batu yang berhiaskan lukisan dari bahan oker.(Bambang Budi Utomo)
Penelitian Arkeologi Maritim Tahun 2017: Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terbentang dari Sabang di barat hingga Marauke di timur, dari Miangas di utara hingga Rote di selatan. Penyebutan…