Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mengadakan Penelitian peradaban masa Hindu Buddha di Malang, mengkaji tentang ragam hias candi masa Siηhasari. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 sd 16 Mei 2015, dipimpin oleh Sukawati Susetyo, M.Hum dengan anggota Drs. Bambang Budi Utomo; Amelia Driwantoro, SS; Murnia Dewi; dan Agus Setiyono.
Kerajaan Siηhasari berada pada kurun waktu singkat, hanya sekitar 1 abad yaitu abad ke-13. Dalam waktu yang singkat tersebut Siηhas?ri mampu memberikan corak tersendiri pada hasil kebudayaannya. Tinggalan candi dari masa Siηhasari yaitu Candi Kidal, Candi Jawi, Candi Singasari, dan Candi Sawentar. Candi-candi tersebut berfungsi sebagai tempat pemujaan dan untuk pendharmaan seorang raja. Beberapa ragam hias candi masa Siηhasari masih meneruskan ragam hias masa Mataram Kuno seperti: kala, makara, hiasan geometris, gana, guirlande, dan antefiks, namun dengan penggambaran yang khas. Sedangkan ragam hias yang muncul pada masa Siηhasari adalah motif naga, cangkang (zaadhuis motive), garuda, parijatha, bulan dan matahari, dan salip portugis. Relief cerita yang dipahatkan adalah cerita Garudeya dan cerita Pañji.
Dalam penelitian tersebut juga dilakukan sosialisasi hasil penelitian kepada masyarakat Malang, yang dihadiri oleh komunitas Pandu Pusaka, mahasiswa jurusan sejarah Universitas Malang, Universitas Brawijaya, Siswa SMA Malang, para pemerhati budaya dari Malang dan Surabaya, serta beberapa penduduk Desa Singasari. Untuk lebih mendekatkan kepada tinggalan budaya, maka sosialisasi dilakukan di halaman belakang Candi Singasari. (Sukawati Susetyo).
Pada masa Kadiri, di mana lokasi pusat kerajaannya ada di daerah cincin-api, atau lebih khususnya di sekitar gunungapi aktif, yaitu Kelud terjadi bencana alam yang hebat. Banyak bangunan candi yang…