Bentara Budaya, Jakarta - Pada hari Jumat, 17 April 2015 terselenggara talkshow yang bertajuk “Tambora dari Perspektif Mitologi, Arkeologi dan Kesejarahan, Geologi dan Mitigasi Kegunungan”. Talkshow tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian acara Pameran, Pergelaran, dan Talkshow KULDESAK TAMBORA: Memperingati Dua Abad Letusan Tambora.
Pembicara dalam talkshow ini adalah Dr. Hj. Siti Maryam M. Salahuddin, SH yang merupakan Putri Sultan Bima, Muhammad Salahuddin; Kepala Pusat Arkeologi Nasional, Drs. I Made Geria M.Si; Peneliti Pusat Arkeologi Nasional, Drs. Sonny Wibisono, MA, DEA; Peneliti Museum Geologi Bandung, Dr. Indyo Pratomo ; dan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Surono.
Para pembicara umumnya memaparkan tentang kronologi letusan Gunung Tambora, dampak letusan, potensi alam dan budaya situs Tambora, serta mitigasi kebencanaannya. Talkshow diawali dengan pembacaan naskah kuna Kerajaan Bima oleh Dr. Hj. Siti Maryam M. Salahuddin, SH yang berisi mengenai letusan-letusan Gunung Tambora. Kemudian dilanjutkan oleh Drs. I Made Griya yang membicarakan mengenai temuan-temuan hasil penelitian arkeologi di Tambora. Salah satu temuannya adalah alat tenun. Penemuan sejumlah alat tenun tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat Tambora bukan hanya masyarakat agraris namun sudah menjadi masyarakat industri.
Dalam pemaparannya, Drs. Sonny Wibisono, MA, DEA, turut menyampaikan bahwa penelitian arkeologi yang dilakukan di Tambora bermaksud untuk mencari bukti-bukti otentik mengenai peradaban Tambora dan memaknai nilai-nilai pentingnya. Beliau juga mengatakan melihat potensi alam dan sosial budaya situs Tambora, maka muncul gagasan untuk menjadikan wilayah situs Tambora sebagai Eco-museum.
Dari segi ilmu vulkanologi, disampaikan oleh Dr. Indyo Pratomo, angka Volcanic Explosivity Index (VEI) Gunung Tambora yang mencapai angka 7, membuat letusannya merupakan yang terdahsyat di dunia. Dampak letusannya tidak hanya berskala nasional, namun hingga ke dunia internasional.
Dr. Surono pada akhir talkshow, menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang wilayahnya dikelilingi oleh gunung api. Aktivitas meletusnya sebuah gunung api merupakan hal yang lumrah karena hal tersebut merupakan suatu dinamika alam. Sejatinya manusia Indonesia yang tinggal di tengah alam yang ekstrim mampu hidup bertoleransi dengan alam sekitarnya.(Datin)
Penelitian Arkeologi Maritim Tahun 2017: Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terbentang dari Sabang di barat hingga Marauke di timur, dari Miangas di utara hingga Rote di selatan. Penyebutan…