Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan acara “Harmoni Bersama Masyarakat” pada hari Minggu, 22 Mei 2016. dengan memanfaatkan momentum Car Free Day, bertempat di samping gedung FX, Jl. Jendral Sudirman, Jakarta Pusat. Acara ini dibuka secara resmi oleh Ir. Totok Suprayitno, Ph.D selaku Kepala Balitbang Kemdikbud.
Pukul 06.00 WIB acara diawali dengan senam bersama dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian, perlombaan, pembagian souvenir/ doorprize dan pameran sebagai upaya penyebaran informasi kepada masyarakat. Pertunjukan kesenian yang dimeriahkan oleh sekolah-sekolah diantaranya Drum band TK Angkasa, Tari Kipas TK Al-Azhar, Angklung SDI PB Sudirman, Kolaborasi music SMPN 265 dan 73 Jakarta, Tari Lenggang Nyai SMAN 3 Jakarta dan Band SMKN 41 Jakarta.
Pusat Penelitian Arkologi Nasional (Puslit Arkenas) dalam “Harmoni Bersama Masyarakat” juga menampilkan pertunjukan kesenian yang cukup menarik perhatian para pengunjung. Tari kecak yang disuguhkan merupakan tarian yang kerap dimainkan oleh laki-laki dan menjadi salah satu icon kebudayaan Bali yang cukup populer di mata masyarakat dalam negeri dan luar negeri. Tokoh Rahwana dan Hanoman yang hadir pada pertunjukan tari ini sangat menarik perhatian masyarakat sehingga tidak sedikit masyarakat yang antusias untuk mengabadikannya.
Puslit Arkenas juga turut berpartisipasi dalam pameran yang menjadi salah satu rangkaian dari acara “Harmoni Bersama Masyarakat”. Pada booth stand pameran Puslit Arkenas menampilkan artefak berupa nekara perunggu dan tengkorak Homo Floresiensis. Nekara perunggu atau gendang perunggu berbentuk seperti dandang yang tertelungkup. Biasanya nekara dihias dengan bebagai macam seni hias, seperti binatang, tumbuhan, dan pola geometris. Nekara berfungsi sebagai alat upacara untuk memohon turunnya hujan, juga digunakan sebagai genderang perang. nekara banyak ditemukan di Indonesia bagian timur, yaitu Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Selayar, dan Papua.
Selain nekara perunggu yang menjadi daya tarik di booth stand pameran Puslit Arkenas adalah tengkorak Homo Floresiensis yang ditemukan tahun 2003 di Situs Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, pada kedalaman 5,9 meter. Pertanggalan kerangkanya diperkirakan antara 100.000 dan 60.000 tahun yang lalu sedangkan alat batunya antara 190.000 dan 50.000 th yang lalu.
Pada pameran kali ini Puslit Arkenas juga membagikan souvenir yang bernuansa Rumah Peradaban sebagai upaya memperkenalkan program Puslit Arkenas yang merupakan media fasilitasi penelitian dan pengembangan arkeologi untuk lebih mendekatkan arkeologi dengan masyarakat serta memediasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional beserta 10 Balai Arkeologi yang tersebar di seluruh Indonesia untuk kepentingan masyarakat. (AW-PHP)
LATAR PENELITIAN Penelitian di wilayah Cekungan Soa pertama kali dipelopori oleh , seorang missionaris berkebangsaan Belanda pada sekitar tahun 1960-an. Dalam laporannya ia menginformasikan bahwa di Situs Matamenge, Boa Lesa…