Kediri, Jawa Timur - Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) menggelar Pameran Arkeologi yang bertema "Memupuk Persatuan dalam Keberagaman Budaya", bertempat di Basement Monumen Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur pada tanggal 7 hingga 11 September 2017. Pameran resmi dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan kesejahteraan Rakyat, Ir. Koessetyanti. Dalam sambutannya beliau mengatakan peradaban besar yang tumbuh di Kabupaten Kediri telah meninggalkan jejak-jejak budaya materi dan inmateri, pemerintah kabupaten Kediri melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bekerjasama dengan Puslit Arkenas, Balai Arkeologi DI Yogyakarta dan BPCB Jawa Timur melaksanakan penelitian di wilayah Kabupaten Kediri seperti Situs Tondowongso, Situs Adan-adan, Situs Tunglur dan Gereja Poh Sarang yang sedang diusulkan menjadi cagar budaya tingkat nasional. Selain itu diharapkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat sesuai amanat undang-undang cagar budaya nomor 11 tahun 2010. Pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah merupakan bagian penting dalam pembangunan Kabupaten Kediri secara menyeluruh, hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam rangka mengemban misi untuk melanjutkan pembangunan pariwisata dan kebudayaan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan budaya daerah. Pameran arkeologi diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.
Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Drs. I Made Geria, M.Si menyampaikan sambutan pada pembukaan pameran arkeologi. Beliau menyampaikan bahwa kepedulian masyarakat Kediri kepada kebudayaan seperti gayung bersambut. Diharapkan nilai-nilai peradaban dapat dimaknai oleh masyarakat. Program nawacita salah satunya adalah penguatan karakter agar masyarakat melek budaya di daerah masing-masing. Penemuan makara di Situs Adan-adan pada penelitian tahun 2016 masih perlu dieksplor lagi. Puslit Arkenas memiliki program Rumah Peradaban untuk meningkatkan kapedulian masyarakat terhadap peradaban. Pada pameran kali ini sebagai produk dari Rumah Peradaban adalah buku pengayaan yang dapat dibaca di zona baca.
Pada pameran yang berlangsung selama lima hari pengunjung dapat belajar mengenal arkeologi dalam konteks kebinekaan Indonesia mulai dari masa prasejarah, hindu Buddha dan islam kolonial. Selain mempelajari arkeologi dan sejarah pengunjung juga dapat selfie/wefie dengan background Candi Sewu di boothfoto yang disediakan panita. Selain itu, panitia juga menyediakan zona baca dimana pengunjung dapat membaca buku-buku terbitan Puslit Arkenas dan melihat video kegiatan Puslit Arkenas. Tak ketinggalan juga zona game dimana pengunjung dapat bermain puzzle. Untuk meramaikan pameran, setiap hari panitia mengadakan kuis pada waktu tertentu dan membagikan souvenir menarik sebagai hadiah.
Pengunjung yang datang berasal dari sekolah baik SD, SMP, hingga universitas serta masyarakat umum. Pameran arkeologi ini semoga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dalam melihat kebinekaan dan keberagaman sebagai kekuatan yang menyatukan Indonesia.
ABSTRAK Penelitian arkeologi di wilayah OKU oleh Pusat Arkeologi Nasional merupakan suatu rangkaian penelitian yang dilakukan secara intensif dan berkesinambungan. Pengumpulan data lapangan melalui metode dan teknik berlatar multidisipliner yang…