Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, JAKARTA – Rabu, 27 April 2016, Kantor Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) yang berlokasi di Jalan Raya Condet Pejaten No. 4, Pasar Minggu, ramai dikunjungi siswa-siswi yang berasal dari berbagai Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Jabodetabek. Adapun kedatangan mereka adalah untuk memenuhi undangan kegiatan “Sosialiasi Arkeologi Bagi Siswa” yang rutin dilakukan oleh Bidang Pendayagunaan Hasil Penelitian Arkeologi Puslit Arkenas setiap tahunnya. Kegiatan sosialisasi kali ini mengangkat tema “Kehidupan Manusia Penghuni Gua dari Masa Prasejarah”.
Dalam sambutannya, Kepala Puslit Arkenas, Drs. I Made Geria, M.Si., berpesan kepada para siswa, “sangat penting bagi kita untuk mempelajari sejarah dan budaya nenek moyang di masa lalu agar kita tidak mengulangi kesalahan-kesalahan sama yang telah mereka lakukan, sehingga bangsa kita dapat menjadi bangsa yang lebih maju lagi…”. Ruang serba guna dipadati oleh sekitar 70 peserta yang berasal dari 12 sekolah. Masing-masing sekolah mengirimkan empat siswa SMP kelas 7 dengan didampingi satu guru sejarah/IPS.
Masuk ke dalam acara inti, para siswa diajak untuk mendengarkan paparan mengenai hasil-hasil penelitian Puslit Arkenas ter-update. Pembicara yang pertama adalah Kepala Bidang Konservasi dan Arkeometeri, E. Wahyu Saptomo, M.Hum. yang menyampaikan paparan mengenai hasil penelitian di Situs Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur. Dengan cara penyampaian yang sederhana dan sikap yang santai, Beliau menjelaskan mengenai kondisi Situs Liang Bua, beserta penghuninya yang fenomenal, Homo Floresiensis atau lebih terkenal dengan nama “Flo”. Para siswa pun dengan sangat antusias mendengarkan penjelasan tersebut. Sesekali terdengar decak kagum sekaligus kaget dari mulut para siswa ketika melihat tayangan yang menggambarkan wujud rekonstruksi wajah Homo Floresiensis dan ukuran hewan pada saat itu yang sangat mengejutkan, misalnya Stegodon (gajah purba) yang berukuran kecil, tikus raksasa (berukuran seperti kucing), dan bangau raksasa yang berukuran hampir 2 meter.
Selanjutnya, paparan disampaikan oleh pembicara kedua, yaitu Kepada Bidang Fasilitasi Penelitian, Priyatno Hadi Sulistyarto, M.Hum. mengenai hasil-hasil penelitian arkeologi maritim Puslit Arkenas. “Penggalian arkeologi tidak hanya dilakukan di darat, tetapi juga di laut, sehingga seorang arkeolog yang menekuni bidang ini sebaiknya mempunyai kemampuan menyelam agar dapat melakukan ekskavasi di bawah laut”, ungkapnya. Di Misool, Raja Ampat, Papua, terdapat situs gua prasejarah yang sudah tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Kini, yang nampak tinggal lukisan-lukisan gua yang amat indah di tebing-tebing pulau tersebut.
Setelah kedua pembicara mengakhiri penjelasannya, belasan pertanyaan siswa tertuju kepada mereka. Hal ini memperlihatkan betapa para siswa dipenuhi rasa ingin tahu yang sangat besar. Acara diskusi dan tanya jawab kemudian dilanjutkan oleh kuis yang diberikan oleh panitia penyelenggara. Tiga siswa yang berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan dapat membawa goodie bag Puslit Arkenas yang berisi merchandise Rumah Peradabaan.
Sebelum menutup acara, para siswa diajak berkeliling kantor Puslit Arkenas untuk mengunjungi 4 pos yang telah disiapkan. Di Pos 1 yang berlokasi di lobby Puslit Arkenas, para siswa diajak untuk menikmati pameran kecil yang memamerkan koleksi-koleksi Puslit Arkenas yang berkaitan dengan kemaritiman. Setelah itu, mereka beranjak ke Pos 2 yang terletak di Ruang Pamer Tetap yang terletak di lantai 2 Puslit Arkenas. Selain melihat koleksi-koleksi yang ada, para siswa diberikan workshop singkat mengenai penggunaan perangkat 3D Scanner yang digunakan untuk merekam benda-benda arkeologi secara 3 dimensi. Pos selanjutnya adalah Pos 3 yang menampilkan replika kotak ekskavasi beserta peralatan yang dibutuhkan seorang arkeolog ketika sedang melakukan kegiatan ekskavasi di lapangan. Di Pos ini, para siswa diberikakan pengetahuan secara singkat mengenai cara kerja arkeologi. Kemudian pos terakhir yang tak kalah penting adalah Pos 4 yang berlokasi di Ruang Penyimpanan Peta dan Gambar. Di pos ini, para siswa dapat mengetahui hasil pemetaan dan penggambaran yang dilakukan peneliti beserta teknisi pada saat kegiatan penelitian di lapangan.
Rangkaian kegiatan pun berakhir dan ditutup dengan pembagian sertifikat kepada para peserta dan makan siang bersama. Sebelum pulang, para siswa pun bergegas menuju photo booth Rumah Peradaban untuk melakukan selfie dengan teman-teman dan guru mereka.
Kegiatan Sosialisasi Arkeologi untuk Siswa ini merupakan salah satu bentuk program Rumah Peradaban yang merupakan program unggulan Puslit Arkenas. Melalui Rumah Peradaban, masyarakat diharapkan mampu memaknai hasil-hasil penelitian arkeologi melalui bahasa yang sederhana dan cara yang mudah. Dengan demikian, masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih mencintai kekayaan budaya dan nilai-nilai adiluhung yang dimiliki bangsa Indonesia. (Atina Winaya)
Pada masa Kediri, di mana lokasi pusat kerajaannya ada di daerah cincin-api, atau lebih khususnya di sekitar gunungapi aktif, yaitu Kelud terjadi bencana alam yang hebat. Banyak bangunan candi yang…