Jambi – Para ahli arkeologi berkumpul bersama membicarakan hasil penelitian terkait Peradaban Sriwijaya selama dua puluh tahun terakhir di dalam acara Seminar Internasional Sriwijaya yang diselenggarakan oleh Pusat Arkeologi Nasional. Seminar berskala Internasional yang digelar pada tanggal 20 – 25 Agustus 2014 di Abadi Hotel Convention Center Jambi ini mengangkat tema “Sriwijaya dalam Konteks Regional Asia Tenggara dan Asia Selatan”. Puluhan arkeolog yang turut meramaikan perhelatan ini tidak hanya berasal Indonesia, melainkan berasal dari mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, Taiwan, India, dan Perancis.
Sriwijaya, sebuah kerajaan yang tumbuh dan berkembang antara abad ke-7—13 Masehi, menguasai maritim dan perdagangan di kawasan Asia Tenggara, bahkan telah mempengaruhi kehidupan sejarah politik, religi, ekonomi dan budaya di negara-negara yang terbentang antara Teluk Persia dan Laut Tiongkok Selatan. Sebagian besar sisa peradaban Sriwijaya dapat dijumpai pada beberapa negara di kawasan di Asia, terutama di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan India. Pada awalnya penelitian-penelitian tentang Sriwijaya di beberapa negara Asia Tenggara telah memunculkan polemik tentang penentuan lokasi pusat Kerajaan Sriwijaya. Dari sejumlah lokasi yang diduga sebagai pusat Sriwijaya, ada empat lokasi yang masing-masing didukung oleh bukti-bukti tertulis dan arkeologis, yaitu Palembang dan Jambi di Indonesia, serta Ligor dan Chaiya di Thailand. Seluruh fakta tentang keberadaan Sriwijaya yang menimbulkan pertanyaan tersebut menjadi tema hangat yang diangkat oleh para narasumber yang berasal dari berbagai Negara dalam pertemuan kali ini.
Seminar Internasional ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Provinsi Jambi, H. Hasan Basri Agus, M.M., pada Rabu malam, tanggal 20 Agustus 2014, bertempat di rumah dinas Gubernur. Keeseokan harinya, seluruh peserta seminar melakukan napak tilas ke Situs Kompleks Percandian Muarajambi. Menurut para ahli, kompleks percandian tersebut dahulunya merupakan semacam “universitas” Pusat Pembelajaran Agama Buddha terbesar di Asia Tenggara. Setelah menjelajahi Kompleks Percandian Muarajambi, peserta diajak untuk berkunjung ke “Pameran Kedatuan Sriwijaya” yang merupakan satu rangkaian kegiatan dengan acara seminar. Pameran yang berlokasi di Mall WTC Jambi ini menggelar hasil-hasil penelitian terkait Kerajaan Sriwijaya beserta tinggalan arkeologisnya. Selain itu, diadakan workshop pembuatan perahu tradisional yang menjadi pusat perhatian para pengunjung Mall.
Kegiatan seminar berlangsung selama dua hari, dimulai dari tanggal 22 hingga 23 Agustus 2014, bertempat di Shanghai Ballroom Grand Abadi Hotel and Convention Center. Seminar yang disertai diskusi ini turut dimeriahkan oleh peserta lokal yang tediri dari Pemda setempat, komunitas budaya, komunitas agama Buddha, serta universitas-universitas di Jambi. Seminar diakhiri dengan kunjungan ke Museum Siginjai dan acara penutupan pada tanggal 24 Agustus 2014 (Atina Winaya).
Puslit Arkenas memiliki komitmen untuk selalu berkontribusi dalam setiap perencanaan pembangunan nasional dengan menyediakan rekomendasi nilai penting dan pelestarian aset sejarah serta kekayaan budaya bangsa. Salah satunya yaitu penelitian arkeologi…