Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, JAKARTA – Dalam rangka menyambut peringatan Hari Kartini, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tidak mau ketinggalan untuk turut berpartisipasi dalam memeriahkan momen kebangsaan tersebut. Seorang Kartini dalam dunia arkeologi, Dr. Titi Surti Nastiti, meluncurkan karyanya yang berjudul “Perempuan Jawa, Kedudukan dan Peranannya dalam Masyarakat Abad VIII – XV”.
“Sebenarnya peluncuran hari ini masih bersifat soft launching, peluncuran kepada khalayak luas insya Allah akan dilakukan akhir Mei mendatang”, beliau menerangkan. Acara soft launching diadakan secara sederhana di kantor Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan dihadiri oleh para peneliti dan pegawai di lingkungan internal kantor.
Buku ini membahas mengenai kedudukan dan peranan perempuan Jawa Kuno pada abad ke-8 hingga 15 Masehi. Kajian dilakukan berdasarkan data tekstual berupa prasasti, naskah dan sumber asing; serta data artefaktual berupa arca, figurin, dan relief. Pengetahuan tersebut digunakan dalam upaya merekonstruksi kedudukan dan peranan perempuan Jawa di masa silam serta menjelaskan bagaimana memaknai nilai-nilai budaya yang ada dalam hubungan gender, peranan gender, dan ideologi gender yang telah direkonstruksi di dalam masyarakat Jawa Kuna.
Melalui pemaparannya yang runut dan mudah dipahami, pembaca diajak untuk kembali ke masa ratusan tahun silam sambil membayangkan bagaimana kedudukan dan peranan perempuan di tanah Jawa dalam berbagai aspek kehidupan, baik di bidang politik, sosial, ekonomi, hukum, agama, maupun seni. Salah satu contohnya adalah kedudukan dan peranan perempuan di bidang politik yang sungguh mengagumkan. Sejarah Jawa Kuno mencatat, dari sekian banyaknya pemegang kekuasaan yang biasanya merupakan seorang laki-laki, terdapat tiga wanita tangguh yang mampu memimpin kerajaan kala itu, yaitu Ratu Sri Isanatunggawijaya, Ratu Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwarddhani dan Ratu Dewi Suhita. Ini adalah bukti betapa perempuan Indonesia kala itu telah mampu memegang kedudukan dan peranan yang amat penting di dalam kehidupan masyarakat.
Pada akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa kedudukan dan peranan perempuan telah setara dengan laki-laki pada masa itu. Para perempuan dapat bergerak di ranah domestik sekaligus di ranah publik. Sebagai seorang ahli epigrafi (ilmu mengenai prasasti), beliau berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya arkeologi, dan juga menjadi persembahan bagi perempuan-perempuan Indonesia agar terus berkarya dalam setiap bidang yang ditekuninya, namun tanpa melupakan kodrat yang telah tertanam di dalam dirinya sebagai seorang perempuan. Selamat Hari Kartini! (Atina Winaya).
Latar Belakang Natuna adalah gugusan Kepulauan Nusantara di Samudra Natuna Utara (Cina Selatan) yang memiliki posisi penting sebagai kawasan perbatasan NKRI. Pada saat ini pemerintah sedang membangun dan memperkuat wilayah…