Beberapa contoh fragmen tembikar dengan motif hias dari Situs Ceruk Landai Kotak Ekskavasi TP2 spit 20 (Sumber: Fauzi 2017)
Penulis | : Muhammad Ruly Fauzi, |
Volume | : 1 |
ISBN/ISSN | : 0126-3099 |
Month | : Mei |
Year | : 2017 |
Attachment | : Lampiran tidak tersedia. |
Abstract. The early period of neolithic cultural diffusion in Sumatera is still in dispute due to its lack of related evidences and archaeological study. The dating from several neolithic sites in Sumatera which are ca. 3000 BP indicates possible existence of western route migration through Malayan Peninsula. This early phase can be traced through the appearance of cord-marked pottery which is commonly found on the western part of archipelagos. Landai Rockshelter in Merangin Regency, Jambi provides us evidences of neolithic occupation with the existence of cord-marked pottery. Artifactual study through identification on the decoration pattern allowed us to use cord-marked pottery as specific marker of the early neolithic phase. This aspect can be done by contextual analysis through observation on the vertical distribution of decorated pottery on its each stratigraphical units,accompanied by its association with the other remains (molluscs, vertebrate remains, and lithic artifacts). It successfully revealed the possibility of two different phases of neolithic occupation based on position and radiocarbon dating. Cord-marked pottery on US c at Landai Rockshelter represents the early phase of neolithic occupation in Sumatera, which also supported the hypothesis of the neolithic cultural expansion from the west, through the Malayan Peninsula then arrived in Sumatera at least ca. 3000 years ago.
Keywords: Cord-marked pottery, Decorative arts, Neolithic
Abstrak. Fase awal dari difusi budaya neolitik di Sumatera masih menjadi perdebatan, karena minimnya bukti dan kajian arkeologis. Pertanggalan sejumlah situs di Sumatera dari masa neolitik pada sekitar 3000 BP telah memberikan petunjuk adanya jalur migrasi dari arah barat melalui Semenanjung Melayu. Fase awal tersebut dapat ditelusuri melalui eksistensi pola hias tembikar dengan motif tera-tali yang banyak ditemukan di wilayah bagian barat Nusantara. Situs Ceruk Landai yang terletak di Kabupaten Merangin, Jambi memberikan bukti adanya hunian gua bercorak Neolitik dengan ditemukannya tembikar berhias tera-tali. Kajian artefaktual melalui identifikasi tembikar di Ceruk Landai mengindikasikan adanya motif hias tera-tali digunakan sebagai penanda (marker) dari fase budaya neolitik awal. Hasil analisis kontekstual melalui observasi distribusi vertikal ragam hias tembikar pada masing-masing unit stratigrafi terhadap temuan lainnya (moluska, sisa vertebrata dan artefak batu) telah menghasilkan petunjuk adanya dua fase hunian neolitik yang berbeda. Kronologi ini juga didukung melalui pertanggalan radiokarbon. Tembikar bermotif hias cord-marked di Ceruk Landai telah mewakili fase hunian awal neolitik di Sumatera dan sekaligus mendukung hipotesis adanya ekspansi budaya neolitik dari arah barat melalui Semenanjung Malaya yang kemudian masuk ke Sumatera sejak 3000 tahun yang lalu.
Kata kunci: Tembikar tera-tali, Ragam-hias, Neolitik