Ketua Tim | : Muhammad Ruly Fauzi, |
Year | : 2021 |
Attachment | : Lampiran tidak tersedia. |
Puslit Arkenas memiliki komitmen untuk selalu berkontribusi dalam setiap perencanaan pembangunan nasional dengan menyediakan rekomendasi nilai penting dan pelestarian aset sejarah serta kekayaan budaya bangsa. Salah satunya yaitu penelitian arkeologi lintas disiplin yang dilakukan di wilayah calon Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan. Riset ini melibatkan belasan ahli dari beragam bidang ilmu berbeda dengan tujuan mengungkap akar-akar peradaban di lokasi calon IKN dari perspektif Manusia, Lingkungan, serta Tradisi dan Budayanya. Berbagai data penting dari ratusan lokasi yang dikunjungi oleh tim telah dihasilkan. Ada dua lokasi yang menjadi fokus observasi mendalam melalui ekskavasi arkeologis, yaitu Situs Perbengkelan Logam di Maridan serta Situs Hunian Prasejarah di Gua Panglima (Gunung Parung). Posisi kedua situs sangat dekat dengan zona inti dari calon IKN yang diproyeksikan mencakup wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Ekskavasi di Maridan mengungkap jejak-jejak aktivitas pengolahan logam seperti struktur tungku, pipa pendorong udara (tuyere), terak besi, laterit (bahan baku besi), dll. Sedangkan dari Gua Panglima tim mengungkap lapisan budaya setebal 1,9 meter yang menunjukkan artefak sekaligus jejak aktivitas manusia, seperti artefak tulang, artefak dari cangkang kerang, artefak batu, serta ribuan sisa-sisa fauna yang telah dikonsumsi manusia penghuni gua di masa Prasejarah. Mereka memanfaatkan tulang panjang binatang untuk membuat spatula serta lancipan. Selain itu, para penghuni Gua Panglima juga memanfaatkan cangkang kerang sebagai alat pemotong/penyerut serta perhiasan. Temuan-temuan tersebut mencerminkan perjalanan sejarah peradaban para leluhur bangsa ini di lokasi calon IKN telah berlangsung sejak lama, seperti halnya dijumpai di sejumlah pelosok nusantara.
Pembangunan ibu kota nantinya diharapkan dapat memerhatikan objek-objek peninggalan purbakala; menggali-kembangkannya supaya menjadi bagian dari rona wajah IKN di masa depan. Penelitian mengungkap pentingnya memelihara keragaman ruang-ruang budaya dan tradisi setempat. Dengan demikian membangun sebuah ibu kota negara yang bukan hanya ramah lingkungan tetapi juga ramah budaya dapat terwujudkan di masa mendatang. (MRF)