Arca Dwarapala yang ditemukan di Situs Adan-adan, Kediri, Jawa Timur
Ketua Tim | : Dra. Sukawati Susetyo, M.Hum., |
Year | : 2017 |
Attachment | : Lampiran tidak tersedia. |
Pada masa Kadiri, di mana lokasi pusat kerajaannya ada di daerah cincin-api, atau lebih khususnya di sekitar gunungapi aktif, yaitu Kelud terjadi bencana alam yang hebat. Banyak bangunan candi yang dibangun pada masa itu yang tertimbun karena letusan Kelud. Karena itu penelitian arkeologi yang disertai dengan penelitian vulkanologi dan geologi perlu dilakukan di daerah sekitar gunungapi Kelud. Gunanya untuk mengetahui sampai seberapa jauh dampak letusan Kelud di masa lampau, dan prediksinya sampai seberapa luas orang dapat mengungsi ke tempat yang aman.
Masa Kadiri merupakan suatu masa yang singkat, yaitu sekitar 1 abad (abad ke-11-12 Masehi). Dalam masa yang singkat itu masyarakatnya sudah dapat membuat karya sastra yang tinggi, sedangkan dalam bidang seni arca juga meninggalkan gaya seni yang khas gaya peralihan (Masa Kadiri). Dengan demikian tinggalan budaya masa lampau yang ada di situs Adan-Adan merupakan suatu tinggalan langgam seni arca bernilai tinggi dengan ukiran hiasan yang sangat rinci. Tinggalan tersebut dapat mengisi kekosongan relung dari serangkaian urutan Sejarah Kebudayaan Indonesia. Bukti tentang adanya hasil budaya dari Masa Kadiri memang masih sedikit, apalagi jika dibandingkan dengan bukti hasil budaya dari masa Sailendra (abad ke-8-9).
Secara umum berdasarkan kemiripan ukuran dan pengarcaannya maka tidak berlebihan jika kedua arca tersebut berpasangan. Ciri-ciri kedua Dwarapala tersebut berbeda dengan Dwarapala dari masa Mataram Kuno dan Majapahit, maka kedua Dwarapala tersebut dapat dimasukkan dalam gaya seni masa peralihan, masa Kadiri (abad ke-11-12). Pertanggalan (relatif) tersebut semasa dengan pertanggalan relatif M?kara (3) yang mempunyai kemiripan dengan M?kara dari Muara Jambi (abad ke-11).
Pada candi-candi masa Mataram Kuno, biasanya Arca Dwarapala diletakkan di luar pintu gerbang karena fungsinya sebagai penjaga bangunan suci. Akan tetapi Arca Dwarapala Adan-Adan berada sangat dekat dengan M?kara, hal seperti ini dapat kita jumpai pada Biaro-biaro di Padang Lawas dan Candi Panataran (masa Majapahit). Menarik diperhatikan bahwa pada Candi Merak (abad ke-10) dwarapala dipahatkan dalam bentuk relief pada dinding luar pipi tangga Candi Merak. Suatu hal yang masuk akal jika keletakan arca Dwarapala Adan-Adan mendapat pengaruh dari masa sebelumnya.