Pada tahun 2014, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Australian National Maritime Museum (ANMM) menerima laporan dari penyelam rekreasi bahwa situs kapal karam HMAS Perth (I) di Teluk Banten diangkat oleh penyelam komersial ilegal secara sistematis. Setelah diskusi panjang dengan Pemerintah Indonesia dan instansi terkait, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bekerja sama dengan ANMM melakukan survei penginderaan alat akustik di Kapal HMAS Perth (I) pada Desember 2016. Kegiatan tersebut diikuti dengan survei di dalam air pada Mei 2017. Investigasi ini mengungkap bahwa HMAS Perth telah hancur dikarenakan pengangkatan sistematis secara besar-besaran tanpa izin. Setelah survei, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama dengan mitra penelitiannya dari ANMM, berhasil melobi Pemerintah Indonesia agar situs tersebut dinyatakan sebagai area Zona Konservasi Maritim di Indonesia.
Video Grafis Simposium Internasional Diaspora Austronesia
Kerajaan Majapahit tercatat sebagai salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara dan juga merupakan pusat perdagangan rempah-rempah yang terbentang dari Tiongkok hingga Eropa. Warisan budaya dan dasar filosofis Kerajaan Majapahit…
Publikasi oleh Kediri TV mengenai Penelitian Arkeologi di Situs Adan-adan, Gurah, Kediri, Jawa Timur yang dilaksanakan pada 22 September - 5 Oktober 2017